16 April 2004

MARAH SEPERTI KEPITING?Berdasarkan pengalaman penduduk di Kalimantan Barat, ada cara memancing kepiting dengan tidak mengorbankan hewan lainnya sebagai umpan, berikut pengalaman seseorang sewaktu memancing kepiting dengan cara sederhana..

Bagaimana cara memancing kepiting? kami menggunakan sebatang bambu, mengikatkan tali ke batang bambu itu, di ujung lain tali itu kami mengikat sebuah batu kecil. Selanjutnya kami mengayun-ayun bambu itu agar batu di ujung tali terayun menuju kepiting yang kami incar, kami mengganggu kepiting itu dengan batu, menyentak dan menyentak agar Kepiting itu marah, dan kalau itu berhasil maka kepiting itu akan menggigit tali atau batu itu dengan geram, capitnya akan mencengkeram batu atau tali dengan kuat sehingga kami leluasa mengangkat bambu dengan ujung tali berisi seekor kepiting gemuk yang sedang marah.

Kami tinggal mengayun perlahan bambu agar ujung talinya menuju sebuah wajan besar yang sudah kami isi dengan air mendidih karena di bawah wajan itu ada sebuah kompor dengan api yang sedang menyala.

Kami celupkan kepiting yang sedang murka itu ke dalam wajan tersebut, seketika kepiting melepaskan gigitannya dan tubuhnya menjadi merah, tak lama kemudian kami bisa menikmati kepiting rebus yang sangat lezat.

Kepiting itu menjadi korban santapan kami karena kemarahannya, karena kegeramannya atas gangguan yang kami lakukan dengan peralatan sederhana: sebatang bambu, seutas tali dan sebuah batu kecil.

Kita mungkin sering melihat banyak orang jatuh dalam kesulitan, menghadapi berbagai masalah, kehilangan peluang, kehilangan jabatan, kehilangan teman, kehilangan pasangan, bahkan kehilangan segalanya karena "MARAH/ MURKA" yang dilampiaskan tidak pada tempatnya. Contoh klasik adalah Rahwana yang gampang murka dan tragis nasibnya.

Jadi, kalau kita menghadapi gangguan, apapun bentuknya, baik itu batu kecil atau batu besar, selayaknya tidak reaktif, hadapilah dengan bijak dan cerdas, redam kemarahan sebisa mungkin agar jantung tidak terlalu lama berdebar kencang (mungkin bagi setiap orang tidak sama kemampuannya dan realitasnya memang tidak gampang), menghindar dengan menahan diri sejenak dua atau tiga detik, menarik napas panjang, tahan sebentar di perut, naikkan ke dada lalu buang napas, kalau perlu pergilah ke kamar kecil, cuci muka atau basuhlah tangan dengan air dingin, agar murka kita mereda sejenak sehingga kita terlepas dari ancaman atau jebakan wajan panas yang bisa merusak perencanaan dan menghancurkan masa depan. ---

No comments: